PERANAN
DAN TANTANGAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DAN ASPEK KONTEN DAN KONTEKS DALAM PROYEK
KONSTRUKSI
Marianto Linggom H. Sihombing
Abstrak
Kesuksesan eksekusi suatu proyek
konstruksi sangat ditentukan oleh keberhasilan para tim member dan seluruh stakeholder
proyek dalam melakukan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif sangat
dipengaruhi oleh kemampuan para manager ataupun leader dalam mengimplementasikan leadership communication. Dalam menjalankan leadership communication,
setiap leader yang terlibat dalam
proyek konstruksi mulai dari engineer,
lead/chief dan manager harus mampu mempertimbangkan
dan menentukan purpose, strategy dan structure yang tepat pada tahap awal proses komunikasi. Strategi
komunikasi sangat esensial tidak hanya untuk menghindari gangguan yang
berdampak negatif, namun juga melahirkan inspirasi inovasi yang positif.
Setelah tujuan komunikasi diklarifikasi, langkah esensial selanjutnya dalam strategi
komunikasi adalah menyempurnakan tujuan komunikasi tersebut dimana dalam tahap
ini konteks komunikasi harus dipertimbangkan untuk mencapai objective komunikasi. Mempertimbangkan konteks komunikasi setali
tiga uang dengan mempersiapkan dan menentukan konten komunikasi, dimana dua
faktor ini memegang peranan penting dalam mewujudkan komunikasi yang efektif.
Kata
kunci: leadership communication,
komunikasi efektif, proyek konstruksi, konten dan konteks
1.
Introduction
1.1
Komunikasi dalam Proyek Konstruksi
Komunikasi
didefinisikan sebagai transmisi pesan dari seseorang dan penerima dimana pesan
yang diterima dipahami dengan baik (Torrington
and Hall, 1998). Study case ini mengangkat topik mengenai peranan
komunikasi dalam perspective leader di lingkungan proyek industri konstruksi
dan lebih spesifik mengenai bagaimana pendapat tim proyek di lapangan berdasarkan
hasil interview offline dari beberapa sampel anggota tim proyek “X” meliputi level
manager, lead engineer dan staff/engineer
terkait preference mereka terhadap aspek
konten dan konteks komunikasi di lingkungan proyek konstruksi yang sedang
berjalan, yang memberikan dampak positif terhadap pencapaian proyek secara
individu dan kolektif dari point of view
sample interview.
Komunikasi kepemimpinan
mempunyai peranan penting dalam suatu proyek konstruksi sekaligus menjadi tantangan
bagi tim proyek dan seluruh stakeholder
proyek baik individu maupun kolektif sebagai organisasi, divisi, dan fungsi. Di
dalam suatu proyek terlibat banyak group dan team member dengan latar bidang discipline,
culture bahkan bahasa yang berbeda-beda,
bekerja sama untuk menghasilkan suatu produk yang dalam eksekusinya dibatasi oleh
waktu, biaya, mutu dan K3LL sesuai dengan spesifikasi proyek dan harapan client. Untuk mewujudkan tujuan tadi,
komunikasi menjadi tools utama bagi
tim proyek dalam setiap aktivitas mulai dari tahap desain, pengadaan dan konstruksi.
Komunikasi merupakan skill yang
seharusnya dikuasai oleh para manager dan leader
untuk mengeliminasi masalah dan resiko, memperlancar fungsi koordinasi dan
interface dan memastikan semua aktifitas berjalan sesuai dengan rencana maupun requirement proyek.
Dalam beberapa
proyek, manager yang tidak dapat menjalankan leadership communication yang
kuat, baik dalam perspective komunikasi
internal maupun external, sangat mempengaruhi pencapaian target, fungsi koordinasi internal
dan external, dan performa tim proyek dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab
masing-masing serta menimbulkan kebingungan dan permasalahan job satisfaction bagi para bawahannya.
Dalam aspek
keselamatan kerja di proyek konstruksi, komunikasi juga memegang peranan
penting. Sebagian besar kecelakaan kerja di proyek konstruksi merupakan
kontribusi dari kegagalan komunikasi para pekerja di lapangan.
1.2
Karakteristik Proyek dan Proyek
Konstruksi
Industri konstruksi
merupakan industri berbasis proyek. Proyek merupakan “a temporary endeavor undertaken to create a unique product or service
(Project Management Institute, 2000)”. Dari perspective komunikasi, proyek dikarakteristikkan dengan kefanaan; yaitu
pola keterlibatan jangka pendek yang pasti membatasi peluang bagi tim untuk
membangun saluran komunikasi yang tegas dan permanen yang sesuai dengan
kebutuhan semua pemangku kepentingan yang terlibat (Dainty, Moore & Murray, 2006).
Type proyek
konstruksi sangat beragam mulai dari konstruksi berukuran kecil sampai besar
dan konstruksi sederhana sampai dengan yang sangat complex. Namun semua type proyek konstruksi ini terlepas dari
ukuran dan kompleksitas nya, masing-masing memiliki karakter yang umum yang
memerlukan elaborasi mengingat dampaknya pada proses komunikasi. Karakter ini
membuat proyek konstruksi lebih kompleks dan sulit dikelola dibanding proyek
lainnya, dijelaskan sebagai berikut (Loosemore
et al., 2003):
- Unik, on-off nature, didesain dan dibangun satu kali untuk memenuhi produk yang diinginkan client.
- Kecenderungan pemberian award/penunjukan dilakukan dalam waktu yang pendek, sehingga kemungkinan untuk melakukan persiapan secara menyeluruh sangat terbatas.
- Intensitas tenaga kerja yang tinggi
- Terdapat jargon, simantik ataupun terminology yang tidak umum yang potensial menyebabkan kesalahan persepsi diantara tim proyek
- Tingkat ketergantungan terhadap tenaga kerja yang mobile sangat tinggi
- Budaya di mana proyek konstruksi didominasi oleh pekerja pria secara turun-temurun
- Bursa tenaga kerja yang semakin beragam mendorong industri konstruksi harus bergeser dari budaya tenaga kerja yang homogen
1.3
Aspek Konten dan Konteks Komunikasi di
Lingkungan Proyek
Leadership
communication yang dijalankan oleh para manager, leader dan staff/engineer
di lingkungan proyek, selain harus memiliki tujuan yang jelas juga harus diimplementasikan
berdasarkan strategi; dalam konteks seperti apa komunikasi dijalankan supaya
pesan sampai kepada receiver dengan
jelas dan receiver dapat memahami,
menindaklanjuti maupun mengevaluasi pesan dan informasi yang diterima. Di
lingkungan proyek semua update informasi
disampaikan ke pihak-pihak yang relevant
dan dibahas secara rutin baik daily,
weekly maupun monthly baik di
internal maupun external perusahaan (dengan client).
Penyelesaian proyek meliputi beberapa tahapan kegiatan yang sequential maupun overlap, membuat karakter komunikasi dalam proyek konstruksi sangat
complex dan multi-direction. Dalam komunikasi yang multi-direction sekaligus multi-perspective,
pertimbangan penggunaan konteks dan konten menjadi sangat perlu. Dalam
komunikasi yang umum, suatu pesan melibatkan receiver dari beragam perspective
yang berbeda seperti multi discipline/fungsi
dan level sehingga konten komunikasi menjadi fundamental yang tidak dapat
dipisahkan dari konteks.
2.
Literature Review
2.1
Introduction
Pada bagian ini
akan dijelaskan teori tentang communication
leadership dalam konteks yang
berkaitan dengan topik yang dibahas dengan mengacu pada buku “Leadership
Communication” karangan Deborah J. Barrett dan juga peranan dan tantangan effective communication dalam proyek
industri konstruksi dengan mengacu pada beberapa artikel yang ditulis oleh
penulis lain.
2.2
Leadership
communication
Komunikasi
kepemimpinan atau leadership communication merupakan komunikasi dalam
perspective komunikasi leader (pesan yang disampaikan
merefleksikan significance:pesan yang
disampaikan menggambarkan masa kini dan masa depan organisasi, values:pesan yang disampaikan
merefleksikan misi, visi dan culture,
consistency: pesan menunjukkan values dan behavior, cadence: pesan terjadi secara regular
dan sering) dalam menyampaikan pesan yang berakar pada nilai dan budaya
organisasi dan berperan secara significant dalam mentransformasi receiver meliputi tim member, costumer, stakeholder, strategic partner, shareholder
dan media. Dalam proses komunikasi, seorang leader
harus terlebih dahulu mempertimbangkan purpose,
strategy dan structure dari komunikasi yang akan dilakukan. Ketika menyusun
strategi komunikasi tersebut pertama harus ditentukan apa tujuan ataupun goal yang diharapkan dari komunikasi
dengan audience kemudian setelah
tujuan kita jelas, selanjutnya memutuskan bagaimana cara terbaik untuk
mewujudkan tujuan tersebut dan terhubung dengan audience.
2.3
Komunikasi di Lingkungan Proyek Konstruksi
Komunikasi
merupakan bagian deliverable yang
critical dari setiap proyek yang sukses dan merupakan soft-skill utama bagi management. Terdapat beberapa elemen utama
dalam komunikasi proyek, meliputi (www.projectsmart.co.uk):
Siapa berkomunikasi dengan siapa
– setiap individu maupun group stakeholder
mempunyai persyaratan terkait pesan/informasi yang diperlukan dan juga pilihan
teknis dan media dalam penyampaian pesan, sehingga sangat perlu dilakukan
indentifikasi category dan requirement stakeholder
yang menjadi receiver meliputi
executive sponsor/Business sponsor, proyek team member, customer/client, partner, community stakeholder, proyek manager, proyek management office
Pesan/informasi apa yang akan
disampaikan – memahami pesan atau informasi yang
perlu disampaikan dan juga kaitannya dengan bagaimana mempersiapkan informasi
tersebut sehingga dapat disampaikan dengan tepat waktu.
Bagaimana cara menyampaikan pesan
– cara komunikasi yang tepat sesuai dengan receiver
dan pesan yang akan disampaikan dan juga kaitannya dengan push communication (aktif menyampaikan pesan
ke receiver) dan pull communication (aktif meminta informasi
dari sender).
Kapan melakukan komunikasi
– waktu yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati ataupun
sesuai dengan ketersediaan data/informasi yang dibutuhkan oleh receiver.
Tools and Teknik
– tools dan teknik yang paling tepat dalam menyampaikan pesan kepada receiver dan juga kaitannya dengan tools
yang digunakan dalam mengumpulkan informasi.
Type komunikasi
di lingkungan proyek konstruksi dapat dibagi berdasarkan level maupun perspective. Berdasarkan jumlah orang
yang terlibat dalam komunikasi, komunikasi dapat dibagi sebagai berikut (Kreps, 1989):
Intrapersonal
communication – proses komunikasi internal yang
memungkinkan individu-individu memproses dan menginterprestasikan informasi
Interpersonal
communication – komunikasi antara dua individu supaya
dapat membangun dan menjaga hubungan
Small-group
communication – komunikasi antara beberapa individu
yang memungkinkan mereka untuk melakukan koordinasi pekerjaan
Multi-group
communication – komunikasi antara satu group kerja
dengan group lainnya.
Dilihat dari sisi
perspective, type komunikasi dapat
dibagi sebagai berikut (www.project-management-skills.com):
Project perspective – komunikasi dibagi menjadi dua
type yaitu internal (komunikasi dalam tim member) dan external (komunikasi
antara tim member dan proyek stakeholder
lain).
Organization perspective – komunikasi dibagi menjadi vertical (komunikasi dalam organisasi
berdasarkan level hierarchy yang
berbeda), horizontal (komunikasi
antara individu yang berada pada level yang sama dalam fungsi yang sama dalam
organisasi), diagonal (komunikasi
antara individu dari fungsi ke fungsi yang lain dalam organisasi).
Formality perspective – komunikasi formal dan informal
Channel perspective – bagaimana pesan akan
dikomunikasikan (verbal atau non-verbal, tertulis atau oral, face-to-face atau via telephone).
2.4
Aspek Konten dan Konteks dalam Komunikasi
Komunikasi yang
efektif sangat bergantung pada faktor konten dan konteks tanpa mengabaikan faktor
lain. Konten adalah kata, isi, symbol yang merupakan bagian dari pesan yang
dikenal sebagai bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Konten sangat
penting mengingat konten mengandung intention
yang luas dan karakter unik yang dimilikinya yaitu dapat ditafsirkan dan
dipahami secara beragam oleh masing-masing receiver.
Dari uraian di atas jelas bahwa konteks sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari konten untuk memastikan komunikasi berjalan efektif. Konteks merupakan
bagian komunikasi yang mengelilingi komunikasi itu sendiri di mana di dalamnya informasi
dikirim, suara yang mengelilinginya, pemilihan medium, kata-kata yang digunakan
dalam pesan, gambar pembicara, semua memengaruhi makna ketika ia berjalan
dengan sukses, atau seperti yang dimaksudkan, dari satu orang ke orang lain.
2.5
Tantangan Leadership Communication
di Lingkungan Proyek; Pentingnya Aspek Konten dan Konteks dalam Komunikasi
Meskipun
kemampuan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan konstruksi
untuk berkomunikasi secara efektif pada dasarnya dalam batas tertentu dibatasi
oleh karakteristik dari proyek itu sendiri, namun dalam beberapa tahun terakhir
telah diidentifikasi bahwa komunikasi yang tidak efektif menjadi penyebab utama
kinerja industri konstruksi yang buruk (Dainty, Moore & Murray, 2006). Studi
yang dilakukan oleh Project Management
Institute (PMI) menunjukkan bahwa komunikasi yang tidak efektif memberikan
dampak negative terhadap kesuksesan eksekusi suatu proyek, dan masalah ini
masih terjadi hingga saat ini. Hasil studi di atas menunjukkan bahwa leadership communication dalam proyek konstruksi masih menjadi concern dan soft-skill penting yang harus dikuasai oleh para manager, leader dan semua tim proyek. Dalam
konteks yang lebih spesifik, implementasi leadership
communication dalam proyek konstruksi
oleh semua tim member harus menyadari bahwa aspek konten dan konteks dalam komunikasi
merupakan dua faktor yang harus dipenuhi dalam menjalankan komunikasi
kepemimpinan. Dalam kondisi tertentu dimana aspek konten dan konteks tidak
dapat dipenuhi secara optimal maka hal terbaik yang harus dilakukan oleh
seorang leader adalah mempertimbangkan
kembali strategi yang paling tepat pada kondisi tersebut sehingga tujuan dan goals yang diharapkan dapat tercapai
seoptimal mungkin. Mengacu kepada data-data yang diperoleh melalui interview offline terhadap beberapa
sample tim member proyek “X” disajikan di bawah, dengan profil sebagai berikut:
- Sampel terdiri dari 2 manager, 3 lead dan beberapa staff
- Sampel secara random dipilih dari fungsi yang berbeda meliputi, construction management, quality management, logistics, dan HSE,
dapat disimpulkan adanya
kecenderungan preference dalam memilih
konten dan konteks ke dalam beberapa perspective
yaitu:
- Memilih konteks ketika komunikasi terhadap client dan terhadap internal tim pada level manager, namun memilih konten ketika komunikasi dengan internal dalam hierarchy yang sama atau lebih rendah, dan dengan subcontractor
- Memilih konteks ketika komunikasi dilakukan dengan client dan atasan dan konten diluar client dan atasan
- Memilih konten ketika komunikasi dengan siapapun
Data dan
kesimpulan di atas menunjukkan tidak adanya pola yang tegas yang mempengaruhi preference tiap-tiap tim member terhadap
aspek konten dan konteks dalam komunikasi, namun dapat dilihat bahwa behavior dan culture organisasi di proyek “X” turut mempengaruhi pendapat para
sample. Dari simpulan interview offline
terlihat adanya fenomena dimana komunikasi yang melibatkan individu atau group
dengan individu atau group lain pada hierarchy
yang lebih tinggi cenderung memilih konteks sementara ketika dihadapkan dengan hierarchy yang lebih rendah maka lebih
memilih konten. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan karakter dan circumstance proyek konstruksi, selain
pertimbangan aspek konteks sebagai bagian dari langkah yang esensial dalam
menyusun strategi komunikasi, maka aspek konten juga tidak kalah penting dan
harus saling berimbang sama kuat dengan konteks, dalam mewujudkan komunikasi
yang efektif di lingkungan proyek konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, J. Deborah. Leadership Communication.
4nd Edition. New York: McGraw-Hill Education 2014
Dainty, Moore, Murray. Communication in Construction. 1st
Published. 270 Madison Ave, New York: Taylor and Francis2006
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus